luka
Kala itu dengan tutur kata hangat hingga aku terperangkap oleh sabdamu dan aku dengan polosnya percaya jika kau berbeda dengan yang lain, kau memang bukan merayuku tapi kau seolah-olah meyakinkanku agar aku keluar dengan zona nyamanku.
Kala itu kau bercerita kepadaku diluar sana banyak sekali tempat yang lebih menyenangkan daripada hanya terkurung didalam kamar yang tidak mengerjakan apa-apa. Bukankah aku tertarik denganmu dengan kau bercerita seperti itu?
Kala itu aku memang mengunci rapat-rapat pintu hatiku bukan karna aku seintrovert itu tapi aku tidak ingin orang lain mengungsinya, ternyata kau dengan liciknya menggandakan kunci itu, pintu yang sudah ku kunci rapat-rapat perlahan-lahan terbuka juga.
Aku menerimamu dengan perjanjian kau berbeda dengan yang lain, ternyata kau bercerita semeyenangkan itu dan kita bahkan banyak mencoba hal-hal baru.
Suatu saat aku tidak sengaja melihat cakaran ditangamu tepatnya disebelah kiri dan aku baru tau setelah kau bercerita kalau kau punya doggy kesayangan yang lari karna menemukan tuan baru. Kau bercerita sangat menyayanginya dan mungkin doggy tak akan pernah tergantikan.
Kala itu aku bertanya kepadamu jika suatu saat aku memberikan Kitty kepadamu apakah kau mau merawatnya? Kau menjawab "ya" aku bertanya lagi jika doggy kembali apakah kau akan melantarkan Kitty, atau bahkan membuangnya? Jawabanmu tetap gigih " aku akan merawat Kitty dan tidak akan pernah meninggalkannya" lalu doggy bagaimana? Aku bertanya lagi " mungkin aku tidak akan membuangnya tapi doggy akan ku berikan tuan baru"
Kala itu aku puas dengan jawabanmu aku memang nyaman denganmu tapi aku tidak tahu apakah kau memang jujur atau tidak yang kurasakan aku sudah punya rumah baru.
Semenjak kehadiranmu bibirku selalu tersenyum begitu juga dengan pipiku yang mengembang merona tapi itu hanya sementara semenjak doggy pergi.
Suatu hari aku melihat ada yang berbeda denganmu sikapmu yang hangat mulai mendingin aku bertanya-tanya apa aku melakukan kesalahan? Namun ternyata tidak, doggymu yang sudah kembali yang membuat sikapmu berbeda tapi aku tidak tahu seperti apa kamu dan seperti apa sifatmu dahulu yang kurasakan sekarang bukan lagi kehangatan bukan lagi rumah tapi rasa trauma.
Aku bertanya bagaimana dengan Kitty? Lalu kau menjawab " jujur aku tidak akan pernah membirkan doggyku pergi lagi dan tidak akan memberikan doggy pada siapapun apalagi dengan tuan baru" lalu Kitty? "Aku tidak peduli dengan Kitty, ambil saja dia kembali"
Aku mulai sadar ternyata aku cuman tempat singgahmu.
Bagaimana dengan orang yang sudah kau buat nyaman? Apakah perasaan cuman sebatas permainan? Kau datang sesukamu dan pergi semaumu, tapi aku nyaman meskipun hanya sementara setidaknya aku pernah merasakan hangatnya sebuah rumah.
Aku bersyukur mengenalmu tapi jika disuruh memilih lebih baik kau tidak pernah datang.
~yulykalasenja~
Komentar
Posting Komentar